saya merindukan dia
6 bulan yang lalu masih saya yang harus repot-repot mengantarkannya ke stasiun kereta.
dia yang selalu enggan untuk pulang, karena saya masih di kota yang jadi tanah rantauannya
saya masih menjadi tanda tanya buatnya, semakin dia menyelami kedangkalan saya, bertumpulah dia dengan titik saya
sosial media menjadi musuh saya
saya benci harus tahu bagaimana hidupnya, disatu sisi lain saya tidak perduli
apa yang membuat saya tidak bisa merela?
dia bukan keindahan yang saya agungkan
saya berhenti merindukan dia yang kedua
saya takut ketika saya ikhlas saya lupa kenangan
akankah menjadi lautan
terbisukan sekarang sampai Jakarta
No comments:
Post a Comment
Write Here ..